photo PROMO_zpsdc816b8f.gif


Sabtu, 19 November 2011

Dunia Sekolah Vs Dunia Kerja

Saat ini ketika banyak orang bekerja tidak sesuai dengan bidang keilmuannya dan tahu bahwa level pendidikan itu belum tentu jaminan untuk menjadi sukses, banyak yang bertanya “Lantas buat apa sekolah?”. Karena rasa penasaran yang iseng saya coba lempar pertanyaan pada followers@KataPengusaha :
Q : Kira2 berapa persen “ilmu” yg kamu dapat di sekolah/kampus kamu yg dipakai “real” di dunia kerja/usaha? #jawabjujur
Ternyata jawabannya beragam, dari mulai range 0 - 100% yang sangat menarik untuk dishare. Berikut ini cuplikan beberapa reply dari followers@KataPengusaha :
1. winoto : 0%
2. emirzarry : 26% hehe
3. raztarock : 50%
4. ByondinaPrima : 10%, sisanya kemauan dan pengalaman 
5. DilaPrabowo : Hampir 80 persen 
6. aaronannar : 100% yaitu mengolah informasi dan mengambil kesimpulan, itu sy gunakan sehari2 
Masih banyak reply yang lain tapi saya kira jawaban di atas cukup mewakili keadaan saat ini, bahwa bagi yang memang bekerja tidak sama sekali berhubungan dengan bidang pendidikannya, pasti menjawab 0%, selebihnya adalah mereka yang masih merasa mendapatkan manfaat dari ilmu yang didapat dari sekolah/fakultasnya untuk dipergunakan di dunia kerja. 
Sedangkan saat ini juga kita ketahui bahwa banyak nyatanya pengusaha yang sukses justru tidak sarjana bahkan hanya tamatan SMP atau bahkan SD. Mas Pramono misalnya, Founder Ayam Bakar Mas Mono ini  hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMA atau Hendy Setiono yang sukses membangun usaha Kebab Baba Rafi, beliau harus terpaksa tidak melanjutkan kuliah demi fokus pada usahanya. Jadi apakah level pendidikan itu menjamin kesuksesan seseorang dalam suatu bidang tertentu ?
Sebetulnya level pendidikan S1 itu untuk menganalisis masalah,S2 mencari solusi mslah,S3 mengambil solusi terbaik.Seorang pengusaha meski tidak sarjana,tp hrus bisa 3 aspek tersebut. Hal itu bisa dilatih dengan belajar dari pengalaman tentunya. Tetapi pengalaman hanya akan jadi “guru terbaik” jika kita menyimak “pelajarannya” baik2,tidak bolos untuk instrospeksi diri.
Adapun level pendidikan  D3 adalah untuk mngrti aspek keteknisan,secara umum pengusaha juga harus mengerti itu tp akhirnya akan didelegasikan tugasnya pada karyawan2nya.
Belajar bisa dari mana saja dan dari siapa saja. Memang tidak perlu kuliah dan sesuai bidang keilmuan untuk menjadi pengusaha,tapi bukan berarti kita boleh berhenti belajar, karena sesungguhnya orang bodoh itu bukan orang yg tidak pintar dan gak skolah,tapi adalah orang yang berhenti belajar karena sudah merasa pintar. Betul ?



Ingin ngobrol sama Provokator Pengusaha?

Atau share artikelnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar